climb

climb

Senin, 20 April 2009

हेल्प..हेल्प...

Dari millis sebelah.................







> Rantai Kebaikan
>
> Pada suatu hari seorang pria melihat seorang wanita lanjut usia sedang
>
> berdiri kebingungan di pinggir jalan. Meskipun hari agak gelap, pria itu
>
> dapat melihat bahwa sang nyonya sedang membutuhkan pertolongan. Maka pria
>
> itu
>
> menghentikan mobilnya di depan mobil Benz wanita itu dan keluar
>
> menghampirinya. Mobil Pontiac-nya masih menyala ketika pria itu mendekati
>
> sang nyonya.
>
>
>
> Meskipun pria itu tersenyum, wanita itu masih ketakutan. Tak ada seorangpun
>
> berhenti menolongnya selama beberapa jam ini. Apakah pria ini akan
>
> melukainya? Pria itu kelihatan tak baik. Ia kelihatan miskin dan kelaparan.
>
>
>
> Sang pria dapat melihat bahwa wanita itu ketakutan, sementara berdiri di
>
> Sana kedinginan. Ia mengetahui bagaimana perasaan wanita itu.. Ketakutan itu
>
> membuat sang nyonya tambah kedinginan.
>
>
>
> Kata pria itu, "Saya di sini untuk menolong anda, Nyonya. Masuk ke dalam
>
> mobil saja supaya anda merasa hangat! Ngomong-ngomong, nama saya Bryan
>
> Anderson."
>
>
>
> Wah, sebenarn ya ia hanya mengalami ban kempes, namun bagi wanita lanjut
>
> seperti dia, kejadian itu cukup buruk. Bryan merangkak ke bawah bagian
>
> sedan, mencari tempat untuk memasang dongkrak. Selama mendongkrak itu
> beberapa kali
>
> jari-jarinya membentur tanah. Segera ia dapat mengganti ban itu. Namun
>
> akibatnya ia jadi kotor dan tangannya terluka.
>
>
>
> Ketika pria itu mengencangkan baut-baut roda ban, wanita itu menurunkan kaca
>
> mobilnya dan mencoba ngobrol dengan pria itu. Ia mengatakan kepada pria itu
>
> bahwa ia berasal dari St.. Louis dan hanya sedang lewat di jalan ini. Ia
>
> sangat berutang budi atas pertolongan pria itu.
>
>
>
> Bryan hanya tersenyum ketika ia menutup bagasi mobil wanita itu. Sang nyonya
>
> menanyakan berapa yang harus ia bayar sebagai ungkapan terima kasihnya.
>
> Berapapun ju mlahnya tidak menjadi masalah bagi wanita kaya itu. Ia sudah
>
> membayangkan semua hal mengerikan yang mungkin terjadi seandainya pria itu
>
> tak menolongnya.
>
>
>
> Bryan tak pernah berpikir untuk mendapat bayaran. Ia menolong orang lain
>
> tanpa pamrih. Ia biasa menolong orang yang dalam kesulitan, dan Tuhan
>
> mengetahui bahwa banyak orang telah menolong dirinya pada waktu yang lalu.
>
> Ia biasa menjalani kehidupan seperti itu, dan tidak pernah ia berbuat hal
>
> sebaliknya.
>
>
>
> Pria itu mengatakan kepada sang nyonya bahwa seandainya ia ingin membalas
>
> kebaikannya, pada waktu berikutnya wanita itu melihat seseorang yang
>
> memerlukan bantuan, ia dapat memberikan bantuan yang dibutuhkan kepada orang
>
> itu, dan Bryan menambahkan, "Dan ingatlah kepada saya."
>
>
>
> Bryan menunggu sampai wanita itu menyalakan mobilnya dan berlalu. Hari itu
>
> dingin dan membuat orang depresi, namun pria itu merasa nyaman ketika ia
>
> pulang ke rumah, menembus kegelapan senja.
>
>
>
> Beberapa kilometer dari tempat itu sang nyonya melihat sebuah kafe kecil. Ia
>
> turun dari mobilnya untuk sekedar mencari makanan kecil, dan menghangatkan
>
> badan sebelum pulang ke rumah. Restoran itu nampak agak kotor. Di luar kafe
>
> itu ada dua pompa bensin yang sudah tua. Pemandangan di sekitar tempat itu
>
> sangat asing baginya.
>
>
>
> Sang pelayan mendatangi wanita itu dan membawakan handuk bersih untuk
>
> mengelap rambut wanita itu yang basah. Pelayan itu tersenyum manis meskipun
>
> ia tak dapat menyembunyikan kelelahannya berdiri sepanjang hari. Sang nyonya
>
> melihat bahwa pelayan wanita itu sedang hamil hampir delapan bulan, namun
>
> pelayan itu tak membiarkan keadaan dirinya mempengaruhi sikap pelayanannya
>
> kepada para pelanggan restoran. Wanita lanjut itu heran bagaimana pelayan
>
> yang tidak punya apa-apa ini dapat memberikan suatu pelayanan yang baik
>
> kepada orang asing seperti dirinya. Dan wanita lanjut itu ingat kepada
>
> Bryan.
>
>
>
> Setelah wanita itu menyelesaikan makanannya, ia membayar dengan uang kertas
>
> $100. Pelayan wanita itu dengan cepat pergi untuk memberi uang kembalian
>
> kepada wanita itu. Ketika kembali ke mejanya, sayang sekali wanita itu sudah
>
> pergi. Pelayan itu bingung kemana perginya wanita itu. Kemudian ia melihat
>
> sesuatu tertulis pada lap di meja itu.
>
>
>
> Ada butiran air mata ketika pelayan itu membaca apa yang ditulis wanita itu:
>
> "Engkau tidak berutang apa-apa kepada saya. Saya juga pernah ditolong orang.
>
> Seseorang yang telah menolong saya, berbuat hal yang sama seperti yang saya
>
> lakukan. Jika engkau ingin membalas kebaikan saya, inilah yang harus engkau
>
> lakukan: 'Jangan biarkan rantai kasih ini berhenti padamu.'"
>
>
>
> Di bawah lap itu terdapat empat lembar uang kertas $ 100 lagi.
>
>
>
> Wah, masih ada meja-meja yang harus dibersihkan, toples gula yang harus
>
> diisi, dan orang-orang yang harus dilayani, namun pelayan itu memutuskan
>
> untuk melakukannya esok hari saja. Malam itu ketika ia pulang ke rumah dan
>
> setelah semuanya beres ia naik ke ranjang. Ia memikirkan tentang uang itu
>
> dan apa yang telah ditulis oleh wanita itu. Bagaimana wanita baik hati itu
> tahu
>
> tentang berapa jumlah uang yang ia dan suaminya butuhkan? Dengan ke lahiran
>
> bayinya bulan depan, sangat sulit mendapatkan uang yang cukup.
>
>
>
> Ia tahu betapa suaminya kuatir tentang keadaan mereka, dan ketika suaminya
>
> sudah tertidur di sampingnya, pelayan wanita itu memberikan ciuman lembut
>
> dan berbisik lembut dan pelan, "Segalanya akan beres. Aku mengasihimu, Bryan
>
> Anderson!"
>
>
>
> Ada pepatah lama yang berkata, "Berilah maka engkau diberi." Hari ini saya
>
> mengirimkan kisah menyentuh ini dan saya harapkan anda meneruskannya.
>
> Biarkan terang kehidupan kita bersinar. Jangan hapus ki sah ini, jangan
> biarkan
>
> saja!
>
> Kirimkan kepada teman-teman anda! Teman baik itu seperti bintang-bintang di
>
> langit. Anda tidak selalu dapat melihatnya, namun anda tahu mereka selalu
>
> ada. Tuhan memberkati anda